My 1st field trip to Offshore

Minggu lalu, saya mendapat kesempatan untuk ke offshore. Ini adalah field trip kedua cks, setelah tahun lalu saya diajak untuk trip ke onshore. Bedanya trip kali ini dengan trip tahun lalu : kalau yang ke Onshore, tentu saja setelah menempuh perjalanan Jkt-Jambi dengan pesawat, perjalanan lanjutan ke camp ditempuh dengan mobil beroda besar. Pesawatnya pesawat Garuda Indonesia. STD. Selain rute offroad yang mirip-mirip sama perjalanan naik kuda, pengalaman menginap di camp dan lain-lainnya kira-kira bisa ditebak, walaupun tetap seru, pastinya.

Kalau yang kali ini? Selain saya harus naik pesawat baling-baling kecil yang berangkat sebelum pukul 5 subuh, saya juga harus melanjutkan perjalanan dengan chopper daaaaaan, tinggal di tengah laut dengan bumi yang bergoyang-goyang, apalagi dengan kondisi ombak yang sedang tinggi-tingginya seperti sekarang ini.

Perjalanan dimulai pukul 2.30 pagi. Saya dijemput driver kantor, menuju bandara Halim Perdana Kusuma. Setelah check in, bagasi naik timbangan, orang juga naik timbangan untuk mengukur beban pesawat supaya tidak berlebih. Haahahaha, untuuung udah diet, malu kaan kalau harus menyebutkan berat badan yang berattt didepan crew airlines dan penumpang lain!!!

Next, karena ini pesawat charteran perusahaan kami, wajah-wajah penumpangnyapun familiar. Sebagian teman satu departemen, teman dari service company dan departemen lain. Karena ini trip ke offsore saya yang pertama, sambil menunggu waktu boarding, cks sibuk mereka-reka, seperti apa perjalanan dan keseruan disana nanti.

Waktunya naik pesawat, saya dan 30an penumpang lainnya duduk di pesawat baling-baling dengan kursi kiri dan kanan, masing-masing untuk 2 orang. Pesawatnya bukan seperti pesawat marinir/hercules, seperti yang saya bayangkan di awal. Pesawat biasa, dengan ukuran jauh lebih kecil. Di dalam, ada 2 pramugari yang mengenakan seragam dengan celana panjang. Diawali dengan cara take off yang agak berbeda, pesawat running lebih lama dan ketika take off terlihat lebih berat daripada penerbangan biasa. Kita juga bisa melihat daratan lebih lama, karena ketinggian yang ditempuh sepertinya tidak setinggi biasanya. Penerbangan ke Matak, ditempuh dalam waktu 2.5 jam. 1.5 jam pertama setelah peragaan alat keselamatan, penumpang dibiarkan istirahat. Maklum, diluar masih gelap 🙂 Satu jam terakhir digunakan para pramugari untuk membagikan makanan dan minuman, membiarkan penumpang sibuk dengan makanan mereka dan tak lama mengumpulkan bekas makanan. Tak lama dari itu, terdengar pengumuman bahwa sebentar lagi pesawat akan mendarat. Whoaaa! Landing sedikit membuat saya mual, lagi-lagi karena pesawat kecil berbaling-baling ini membuat penumpang benar-benar merasakan efek pergerakan pesawat. Thanks God, kami tiba di Matak sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

cks and flight

Sampai disana, kami mengambil bagasi, lalu antri untuk ambil boarding pass berbentuk selempeng plastik agak tebal berbentuk persegi panjang. Setelah itu, menunggu sekitar 2 jam sebelum akhirnya bisa duduk manis di helikopter. Oya, sebelum naik ke helikopter, para penumpang terlebih dahulu dikumpulkan di satu ruangan untuk mengikuti safety briefing. Disana diajarkan bagaimana cara menggunakan perlengkapan keselamatan yang benar. Apa saja perlengkapan keselamatan yang ada di dalam chopper dan cara menggunakannya, samapai pada bagaimana cara keluar dari chopper dalam keadaan darurat.

Chopper dalam bayangan cks, adalah chopper berisi 5-6 orang, tidak berpintu, seperti yang sering saya lihat dalam fil The A-Team dulu. Ternyata, chopper yang kami naiki, berkapasitas 12 penumpang + 2 pilot. Kursi penumpang bersusun 3 baris, dengan isi 4 orang per deretnya. Didalam, selain harus mengenakan sabuk pengaman yang berbeda dari sabuk pengaman di mobil, kami juga harus mengenakan earprotector, supaya telinga tidak terganggu dengan suara keras dari chopper.
Chopper2

30 menit kemudian, setelah melintasi lautan luas, takjub sambil terpesona melihat pemandangan di bawah sana, chopper mendarat di platform tujuan. Wow, here we are! Mendarat di helipad, kami disambut beberapa orang crew yang membantu menurunkan penumpang dan barang-barang. My trip just started!!

Disana, layaknya ada di kapal, bumi terasa sedikit bergoyang. Kurang istirahat dari semalam sebelumnya, ditambah kondisi tubuh yang lelah setelah perjalanan kurang lebih 3 jam, membuat cks sedikit mual. Yep, saya seasick dan ingin buru-buru pulang setibanya disana!

Sebelum masuk ke kamar, kami diberikan safety briefing kembali. Apa-apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dimana tempat berkumpul dalam keadaan darurat, serta berbagai contoh alarm dan artinya. Saya berada di lokasi pekerjaan yang menuntut standard awas diri yang tinggi, karena salah bertindak bisa membuat saya mencederai diri saya sendiri atau bahkan membahayakan nyawa orang lain.

Kapal yang saya diami terdiri atas beberapa level. Turun dan naik ke tiap levelnya dilalui dengan tangga. Ada ruang kerja, kamar tidur, ruang makan, ruang olahraga, ruang rekreasi, dan tentu saja diluar ruangan, sejauh mata memandang lautan luas membentang. Cool!!

Hidup di tengah lautan luas, membuat teman-teman yang bertugas disini menjadi sangat disiplin. Mereka mulai bekerja sejak pukul 6 pagi. Ada waktu breakfast, snack time, lunch, snack time, dinner dan supper untuk mereka yang bertugas malam hari. Di ruangan makan, layaknya resto yang beroperasi hampir seharian, kita bisa menemukan berbagai pilihan makanan yang disiapkan khusus oleh chef dan teman-teman dari catering. Ada menu lokal, ada juga menu western. Ada televisi besar, yang menemani teman-teman yang beristirahat sambil makan.

Makan teratur, setelah makan, masing-masing orang mengangkat piring makan masing-masing. Membersihkan sampah makanan. Ada tempat khusus untuk makanan sisa dan kertas/tissue. Setelah piring kosong, baru kemudian diserahkan kembali ke petugas katering untuk dicuci. Oya, selain makanan utama, ada buah, kue2, es krim sampai juice buah dan susu segar yang disediakan setiap hari. Gag pusing keluar uang untuk jajan, bisa makan sampai kenyang sepuasnya disini. Benar-benar perbaikan gizi!! Hahahhahaa

Setelah sedikit mengisi perut, saya dan 3 teman dari Jakarta lainnya, masuk ke kamar untuk beristirahat. Karena hanya 2 orang wanita yang ada di trip ini, kami mendapat 1 kamar untuk berdua. Kamar lain diisi 4-6 orang/kamarnya. Di kamar, ada ranjang susun, meja kerja, telepon dan kamar mandi.

3 hari merasakan pengalaman bersama teman-teman di Belanak FPSO, senang dan watta great experience for me. Saya berkesempatan melihat-lihat lokasi tempat minyak dan gas diproduksi. Jadi tau rasanya, berada jauh dari keluarga, hanya ada teman sekerja yang kita temui pagi-siang-malam. Selain melihat laut, hiburan selama disana cuma televisi & makanan 🙂 hahahahhaa

Setelah ingin segera pulang di hari pertama, di hari ketiga, ketika waktunya pulang, saya malah merasa sayang harus mengakhiri trip ini. Thanks God for the great experience!! Terimakasih teman-teman di Belanak, yang sudah sangat membantu selama kami ada disana 😉 See you soon!! hahahahha
fly in Helipad

3_

cks

Published by luvly7

Fashion Police, Travelling Lover & Conflict Avoid-er ;)

7 thoughts on “My 1st field trip to Offshore

  1. kaya gini pengalaman ga bisa dibeli pake uang ya feb… gua mah naik pesawat biasa aja mual sepanjang perjalanan ke airport..takut hahaha apalagi kl naik model gitu..bisa2 gua diem matung ga berani gerak hahahaha…

    1. heheheh … iya Ven. Seumur2 ngetrip, baru ini yang banyak hal baru-nya 🙂 Glad to share this experience, … kalo besok2 kangen pengalaman ini, kan bisa tinggal baca2 postingan ini lagi 😉

  2. Tetep eksis ya… Foto2 :)…. Ya seperti begitu kira2l laki gue by, cuma bedsny kl sion kapalny gerak ama sdkt mewah ya… Kl gue dl jd kerja di limbah minyak bumi, gue tinggalny di sono kali ya… Mual.
    Pengalaman yg hebat

Leave a comment