Mengajukan Visa Amerika ala CKS

Setelah wara-wiri ngetrip ke beberapa tempat, kali ini saya berkesempatan mengunjungi negara yang dari kecil ingin saya datangi. Yep, dari kecil cks udah pengen banget berkunjung ke negaranya uncle Sam. Thank God,  akhirnya cks punya kesempatan buat mewujudkan impiannya.

Untuk tujuan tersebut, membuat visa adalah langkah utama yang harus dilakukan. Denger-denger, bikin visa Amerika ini bener2 bergantung sama nasib. Untung-untungan. Gag bisa ketebak, bahkan katanya ada yang passportnya udah penuh dengan cap dari berbagai negara aja, pengajuan visanya masih bisa ditolak. Mana denger juga, dari temen yang ngajuin 1 minggu duluan sebelum jadwal saya, waktu itu didepannya ada mahasiswa yang mau ikutan contest music, udah pake registrasi, bayar ribuan dollar dan nunjukin tanda pendaftarannya, masih ditolak tuh visanya.

Denger2 lagi, konon kalau mau kesana, harus bisa nunjukin rekening tabungan dengan jumlah minimal seratus. Bukan seratus ribu pastinya, hihihihi. Kebanyakan denger bikin budeg dan tambah jiper.

Tapi trus ketika sebelum melangkah saya melakukan riset dengan browsing kiri kanan, baca sini sana, dan mendapatkan informasi langsung dari website kedutaan Amerika yang super lengkap, bahkan dilengkapi dengan bahasa Indonesia dan video petunjuk cara pengajuan visa yang super lengkap, saya trus jadi optimis. Ya sudahlah yaa, namanya juga usaha. Kalo ditolak berarti belom rejeki. Apalagi cks percaya banget sama backingan dari ‘Bokap’ yang gag pernah gag meluluskan permintaan anaknya, asal mintanya yang bener. Jadilah langkah pertama yang cks lakukan adalah :

  1. Membuat pas foto. Sebelum bikin visa, saya sudah tanya2 dan browsing2 ke beberapa sources, dan pass foto 5×5 dengan background putih is a must. Karena kebetulan emang gag punya pass foto terbaru, jadilah saya foto di Star Studio Kelapa Gading. Bilang aja, buat visa Amerika. Dengan 50 ribu rupiah, saya udah dapet 4 cetakan pass foto ukuran 5×5 dan negatif untuk cetak ulang, dalam bentuk cd.
  2. Mengisi aplikasi visa DS-160 secara online. Website-nya disini http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/id/visas/form-visas.html Form-nya disini: https://ceac.state.gov/genniv/                                                                                                 DS-160 harus diisi dengan telaten dan super hati-hati supaya tidak salah dalam melakukan pengisian dan mengakibatkan penolakan visa. Sesuaikan kode jenis yang diisi dengan visa yang ingin diperoleh. Karena memang tujuan saya kali ini untuk berlibur, maka saya sendiri mencantumkan kode visa B2  yaitu visa tourism.  Mengisi formulir D160 (dan membaca buka2 referensi dari berbagai blog dan website) kira2 membutuhkan waktu sekitar 1 jam-2 jam. Saya sendiri kemarin mencicil pengisian sampai 2-3 hari sendiri. Jangan khawatir, pengisian ini bisa disimpan dalam bentuk online. Jadi kalau ngantuk atau informasi belum lengkap, tinggal klik tombol save dan nanti kita bisa kembali lagi di batas pengisian kita. Tidak perlu mengulang dari awal lagi, kalau kita melakukan penyimpanan dengan benar. Di akhir formulir, kita akan diminta untuk meng-upload sebuah pass foto berukuran 5cm x 5cm.
  3. Langkah selanjutnya adalah melakukan pembayaran visa sebesar 160 dollar Amerika. Kemarin dengan kurs 13,500 total  yang saya bayarkan untuk visa adalah Rp. 2.160.000.  Pembayaran  (sesuai informasi dari website) bisa dilakukan di Bank Permata atau Standard Chartered Bank.  Informasi lengkap bisa dilihat disini http://www.ustraveldocs.com/id/id-niv-visapay.asp Kebetulan di dekat kantor saya, kedua bank tersebut ada. Saya melakukan pembayaran di Bank Permata. Sebelum berangkat ke bank, jangan lupa untuk mencetak slip deposit (WAJIB) yang didapatkan dari http://www.ustraveldocs.com/id/pmisdepositslip.htm?amount=160&country=indonesia. Sebaiknya membawa uang tunai dan pas. Karena saya tidak membawa uang rupiah (saya malah bawanya USD, bukan sok-sok-an, tapi emang kebetulan belum sempat menukar ke money changer), jadilah saya kemarin terpaksa tarik tunai dari atm bersama, karena di bank Permata tersebut tidak menerima penukaran USD untuk bukan nasabah (well, menurut saya, agak aneh untuk ukuran sebuah bank besar). Eniwei … urusan bayar visa done. Jangan lupa untuk menyimpan tanda bukti pembayaran, karena ini adalah salah satu dokumen PENTING yang akan dibutuhkan untuk melakukan penjadwalan wawancara.
  4. Beres urusan bayar2an, saya langsung lanjut ke pemilihan jadwal wawancara. Lanjut memilih jadwal wawancara secara online. Karena memang jarak antara waktu mengajukan visa dan rencana keberangkatan saya masih agak jauh, saya agak santai dalam mengisi formulir dan jadwal wawancara. Saya memilih jadwal wawancara di hari Senin pagi, biar semua masih fresh dan membuat saya menunggu hari Senin yang biasanya tidak dinantikan. Appointment confirmation
  5. Sesuai saran dari seorang teman, saya naik taxi supaya tidak repot mencari parkir. Berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi. Tiba di kedutaan Amerika sekitar 30 menit setelahnya. Saya sempat GR karena mengira sayalah orang pertama yang mau antri, karena di depan kedutaan masih kosong melompong, kecuali penjaga dan beberapa employee yang mulai berdatangan. Ternyataaa oh ternyata, ada sebuah barisan lumayan panjang. Kira2 berisi 30 orang, di samping kanan bangunan kedutaan, persisnya di bawah terowongan rel kereta. Disitu saya mulai berdiri dan menanti2 sambil memandangi satu persatu wajah2 pengantri visa di depan dan belakang saya. Kira-kira 30 menit setelah berdiri, saya mengikuti barisan orang didepan saya, maju ke depan gedung kedutaan. Disana barisan dibuat berdua-dua. Tidak lama setelah itu, seorang security perempuan, meminta kami menyiapkan passport, formulir D160 yang sudah di cetak, dan tanda konfirmasi wawancara. Disiu juga kami diminta untuk mengumpulkan cellphone, kabel/charger, mmc, usb, kunci dan bahkan parfume. Barang2 tersebut dilletakkan di tray plastik yang dibagikan, dan dititipkan ke petugas security ketika kita masuk kedalam kedutaan.
  6. Setelah melewati mesin screening dan diberikan tanda pengenal tamu, beberapa orang petugas meminta kami menyerahkan pass foto, form D160 yang sudah di cetak, konfirmasi jadwal wawancara dan passport. Pass foto kemudian akan di straples di form D160 kita, dirapikan bersama dengan passport dan kemudian diserahkan kembali. Sambil menunggu, sekalian saya list dokumen2 yang kemarin saya bawa di dalam plastik folder saya. Cukup banyak, bahkan bisa dibilang, lengkap sekali. They are : Passport asli & copy, KTP asli & copy, Birth certificate asli, Slip gaji, copy ID employee, surat keterangan kerja, surat undangan dari teman saya di state, print out ticket dummy (ya, saya belum issued tiket, tapi sudah membuat reservasi dan mencetak reservasi tersebut), rekening koran 3 bulan dari 2 bank berbeda, KK asli, Marriage certificate asli. Dan semuanya tidak diminta alias dilihat bahkan dilirik sama sekali saudara-saudara! Setelah ambil nomor panggil di mesin pencetak, saya menunggu nama saya dipanggil. Loket terdepan ada 4-6 loket (saya lupa persisnya) dan disini kita diminta memperlihatkan passport lengkap D160 form & pass photo yang sudah di straples bersamanya. Kita akan ditanya oleh petugas (orang local), apa tujuan kita mengajukan visa Amerika. Saya dengan mantap menjawab : visiting friend. Trus mereka memberi saya kartu dengan nomor group 14. Setelah itu, proses berikutnya kembali  menunggu, sampai nomor group kita dipanggil untuk masuk ke loket antrian wawancara berikutnya. Di loket dalam, setelah dipanggil, proses berikutnya yang dilakukan adalah finger print. Kita akan diminta untuk meletakkan nomor antrian group berbentuk kartu agak besar dan tebal di sebuat nampan. Trus kita dipanggil untuk finger prints. Sebelum meletakkan jari tangan kiri dan kanan di mesin sidik jari elektronik, seorang bule akan mengkonfirmasi nama kita. Setelah sidik jari, kita diminta duduk menunggu sampai nomor antrian group kita dipanggil kembali untuk antri di final interview. This is it! Kalau sebelumnya saya membayangkan kalau interview akan dilakukan di sebuah ruangan tertutup, ternyata saya salah. Interview dilakukan seperti di loket2 sebelumnya. Kita berbaris rapi, petugas yang menginterview akan berada di loket dengan batas kaca, orang di belakang atau samping kita, bisa ikut mendengar ketika kita di interview. Kemarin, saya berbaris di loket paling kanan, dengan interviewer seorang bule tinggi berwajah ramah. Yang ditanya pertama, siapa nama Anda. Kemudian menyusul pertanyaan2 yang cukup banyak, diantaranya :
  • Mau apa ke Amerika? Mau ke mana? Tinggal dimana? (karena kebetulan saya akan tinggal di rumah teman saya),  pertanyaan berikutnya adalah :
  • Siapa nama teman anda? Bagaimana anda mengenal teman anda? Sudah berapa lama berteman? Then :
  • Apakah anda bekerja? Dimana? Bagian apa? Sudah berapa lama? dibagian apa?
  • Apakah sudah menikah? Anak berapa? Usia berapa? Apakah anda akan travelling bersama keluarga (dan ketika saya menjawab sendiri, pertanyaan berikutnya adalah :  … )
  • Siapa yang akan membiayai perjalanan anda? Anda sudah pernah pergi kemana saja? (saya sebutkan beberapa negara yang kira2 ada di dalam passport saya)

Well pertanyaannya cukup banyak dan semuanya dalam bahasa Inggris. Entah karena muka saya kurang meyakinkan, atau karena om bule senang ngobrol sama saya (loh?!) Setelah itu, hening sejenak, dia terlihat sedang mengetik sambil melihat ke layar komputer disamping. Dan saya dalam hati harap-harap cemasss. Tidak berapa lama kemudian, dia memberikan sebuah kertas putih, bertuliskan : congratulation! Saya say thanks dan menuju dispenser, langsung gleg 2 gelas air putih dingin (makluuum, dari tadi mau minum takut kebelet pipis pas dipanggil :p )  US visa approval_Page_1

Legaaaa … saya bisa berjalan pulang dengan kepala tegak (dapet visa aja bangga :p ). Didepan, begitu keluar pagar kedutaan, saya melihat antrian panjang kloter berikutnya. Itu kira2 sudah jam 9 lewat. Wiih … I made the right choice, dateng super pagi dan memilih jadwal wawancara pertama. Antrian panjang di luar, siang2, panasssss booow!

Dan saya langsung lapor ke Bokap, say thanks buat approvalnya. Saya foto lembar persetujuan, dan mengirimkannya ke sahabat saya di Amerika, dengan caption : I’ll be visiting your house soon! Can’t wait for my US trip!!

Beberapa tips untuk teman2 yang juga ingin mengajukan visa :

  1. Untuk yang membawa anak balita atau bayi dan penyandang cacat/disabilitas/duduk di kursi roda karena usia, biasanya diberikan barisan paling depan.
  2. Kalau ada passport lama, sebaiknya dibawa. Kemarin saya ditanya, tapi saya jawab, passport lama saya tidak dikembalikan oleh imigrasi ketika passport baru saya keluar.
  3. Bawalah dokumen pendamping selengkap mungkin. Tidak ditanya atau diminta, tidak apa2, karena dalam beberapa kasus, dokumen pendamping ada yang diminta/ditanya. Lebih baik prepare daripada dokumen kurang dan menghambat proses disetujuinya visa.
  4. Jawab pertanyaan dengan jelas dan jangan berbelit2, terbata2, gelagepan, terlihat berpikir or even creating story. Mereka bisa membaca muka kita, mana yang muka boong, mana yang muka lempeng. Kalau kira2 harus create story pun, carilah cerita yang meyakinkan dan jangan berubah2.
  5. Bawa buku bacaan or novel boleh banget, buat killing time. Secara saya biasa mengandalkan film korea or instagram, yang mana HP or gadget or semua perangkat elektronik sudah disita dari awal antrian. Jadilah cuma bisa ngeliatin orang2 yang disana, sembari nonton tv.
  6. Jangan khawatir kelaparan. Di dalam ada counter yang menjual snack/sarapan/minuman. Minimal ada roti/sandwich gitu. Di loket terakhir di gedung belakang tempat wawancara malah ada dispenser dan gelas plastik
  7. Untuk anak2 berusia sekolah dan lansia berusia super lanjut (silakan cari infonya di website yaaa) pengurusan visa bisa diwakilkan orangtuanya. Kemarin ada sepasang suami istri yang membawa 2 passport anaknya yang sedang bersekolah. Ketika visa mereka disetujui, otomatis, anak2 juga.
  8. Print-an tiket pesawat tidak mutlak di butuhkan. Kemarin saya bertanya kepada seorang yang ingin ikut tour ke Amerika. Beliau baru akan mengurus tiket dll ketika visa sudah disetujui. toh visanya disetujui. Dengan kata lain, tidak perlu punya tiket dulu baru maju.
  9. Keterangan lengkap bisa didapatkan disini : http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/id/visas/mengajukan_visa.html
  10. Good luck!!

Published by luvly7

Fashion Police, Travelling Lover & Conflict Avoid-er ;)

4 thoughts on “Mengajukan Visa Amerika ala CKS

    1. Maunya mampir LA Mannn … biar bisa ketemu langsung sama si Emma bear yang super duper gemesiinnn … tapi plan staynya di Hou, paling2 mampir NYC. gue gag tau berapa jauhnya satu kota ke kota lain disono, jadi sementara blm ada plan ke LA.

  1. Ya sudahlah yaa, namanya juga usaha. Kalo ditolak berarti belom rejeki. Apalagi cks percaya banget sama backingan dari ‘Bokap’ yang gag pernah gag meluluskan permintaan anaknya, asal mintanya yang bener.

Leave a comment