Back to blog?

Hallo! Kembali membuka2 blog ini. Bersih2 debunya lumayaann banget! Kasihan, berjamur & butuh kena sinar matahari lagi supaya bau apeknya hilang! Hohoho!

Setelah ini sepertinya saya harus membersihkan links yang I believe sebagian besar sudah tidak produktif lagi keberadaannya.

Ketika harus WFH, saya pikir blog ini bisa jadi salah satu cara saya untuk menggunakan waktu lebih berguna, daripada sekedar mati gaya dirumah!

Am so ready to back to post my stories & share my thoughts … Are you ready to welcome me back?

 

-cks-

Hongkong – Macau – Senzhen Trip 2015

Ini bukan kali pertama saya menginjakkan kaki di negri ini. Sudah pernah kesini sebelumnya dengan teman kantor dan dengan format ber-4. Tapi ketika mendapatkan tiket promo di sebuah travel fair, Hongkong lah yang kemudian menjadi tiket yang kami beli ber-12. Ha? Banyak amat?? Yep, karena yang kali ini pergi adalah suami saya yang punya 4 adik, lengkap dengan istri dan suami mereka, anak2 mereka dan mamie tercinta pastinya. Total ada 10 dewasa, 5 anak dan 1 bayi berusia 8 bulan. 4 anggota keluarga lain berangkat dari Singapore. Tiket untuk trip ini kami beli sejak bulan September 2014 lalu. Dengan penerbangan SQ, kami rasa, worth to try!

Kami berangkat siang dan sore hari. Rombongan terpecah 2, karena keterbatasan seat. Saya, Daniel, Tim & Nick berangkat duluan dengan SQ 872, dari Jakarta, transit Singapore dengan tujuan akhir HongKong. Sampai di Singapore, adik Daniel, Michael (know as Chef Michael from Hells Kitchen Indonesia), bergabung bersama istri dan 2 anaknya. Kemudian kami yang tiba lebih dulu di HongKong, menunggu rombongan keluarga lain yang tiba agak malam sambil makan dan jalan2 di HongKong airport. Well … HKIA tidak seindah dan sekeren Changi pastinya. Apalagi ketika itu kami sudah keluar imigrasi. Jadilah cuma ada beberapa tempat makan ramen & Mc.D serta mini market seperti sevel dan sebuah bakery kecil. Sempat terpikir untuk pergi ke hotel lebih dahulu, tapi kemudian kami memutuskan untuk stay dan menunggu rombongan mamie cs. Ketika akhirnya rombongan besar tiba, duh, leganya. Bayangkan, kami berangkat dari rumah ke airport sekitar pukul 7 pagi. take off dari Jakarta jam 11. Dan rombongan besar tiba sekitar jam 11 kurang waktu HongKong. Well … walaupun dalam suasana liburan, tapi sepertinya sampai di hotel, mandi dan tidur adalah opsi terbaik saat itu.

Full team, mamie, 5 anak, 4 menantu, 6 cucu.
Full team, mamie, 5 anak, 4 menantu, 6 cucu.

Dengan sebuah bus berkapasitas 45 seat, kami dipimpin oleh tour leader kami, berangkat menuju hotel Holiday Inn Express Kowloon. Jarak ke hotel dari airport sekitar 1 jam. Harusnya sih capek, tapi mungkin anak2 terlalu exciting dalam suasana liburan dan bertemu dengan aunties, uncles dan cousins mereka. Jadilah tidak ada yang tertidur di perjalanan itu. Guide kami sendiri, seorang wanita berusia sekitar 60 tahunan. Kecil mungil, orang Surabaya yang sudah puluhan tahun tinggal di Hongkong. Tidak terlalu outstanding sebagai guide, tapi beliau punya hati yang super baik dan sabar.

Tiba di hotel yang lumayan mungil, urus check in, bagi2 kamar, dan tidurrrr … pop mie, susu dan perbekalan makanan saya cukup laris manis malam itu. Maklum, sudah tengah malam, dan kami terlalu malas buat keluar cari2 cemilan lagi.

Day 2 di HongKong, kami ke Ocean Park. Cuaca di HK sedang kurang bersahabat. Panasnya keterlaluan dan terkadang hujan tiba2. Ocean park cukup luas. Dari permainan anak, sampai mini zoo ada disini. Disini saya dan anak2 melihat koala, berjenis ikan lucu, beruang dan bahkan penguin yang ternyata berbulu *well, I always thought that penguin kulitnya licin kyk ikan 🙂

Disini juga, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, cks berhasil naik halilintar a.k.a jetcoster, a.k.a mainan mengerikan super tinggi yang namanya hair raiser. Yuppp, si sok berani yang dalemnya penakut ini, jajal main jet coster yang dibalik2 gitu … pertamanya iseng, pengen ngetes mental saya. Masak orang lain berani, saya tidak. Sempet liat2 dulu sebelum duduk, sempet meyakinkan diri lagi. Ahhh, cuman sekali puteran doangg koooq … paling lama 3 menittt. Dan akhirnya saya naiik sodara-sodara :’D kesan-kesan cks? “gag  mau lagiii!! cukup sekali ajaaaaah menguji nyali beginih 😥

hair raiser

C360_2015-06-23-12-44-39-718
Ini diaaa, cewek cantik yang berhasil meyakinkan cks buat melangkahkan kaki ke permainan yang gag ada enak2nya ituh :p

Di Ocean Park, ternyata sudah tidak ada fasilitas kolam renang lagi (tadinya ada katanya), padahal kami sudah siap dengan baju renang dan handuk kecil. Jadilah kira2 jam 5an, kunjungan selesai. Eits, ternyata jam 8 pertunjukan laser model yang  ada di GI itu loh. Closingnya kembang api. Karena super capek, sebagian besar dari kami memutuskan untuk pulang ke hotel.

Malamnya, kami dinner bebas di mall yang ada di sebelah hotel. Menunya? dari nasi kari sampai ramen. Timmy menemukan nasi hainam roasted duck kesukaannya disini.

Besokannya, kami siap2 check out dari hotel Holiday Inn. Hari ini kami akan mengunjungi Victoria Peak, naik tram dan museum madam Tussauds. Kami juga makan siang di Jumbo Kingdom Resto setelah sebelumnya melihat2 giok dan coklat. Kunjungan ke toko jewelry & took coklat adalah kunjungan wajib dari tour. Jadi tidak boleh di skip, karena kalau di skip, konon harga tournya akan berbeda dari harga yang kami dapatkan kemarin. Sepertinya itu memang aturan dari pemerintah. Waktu tour ke Bangkok dulu juga, ada beberapa tempat wisata yang harus dikunjungi karena diwajibkan oleh pemerintah.

Oya, makanan di Jumbo Kingdom (resto terapung berbentuk kapal) sendiri rasanya so so. Tidak special tapi cukup tertelan berkat bantuan dari sambal belibis sachet yang saya bawa dari rumah 🙂

brothahut -Reagan, Daniel, Chef Michael, Ricky
brothahut -Reagan, Daniel, Chef Michael, Ricky
Disini anak-anak belajar kenal dan tau wajah dan rupa dari tokoh-tokoh yang selama ini mereka cuma tau namanya saja. Soekarno adalah salah seorang tokoh wajib yang anak-anak ketahui rupanya :)
Disini anak-anak belajar kenal dan tau wajah dan rupa dari tokoh-tokoh yang selama ini mereka cuma tau namanya saja. Soekarno adalah salah seorang tokoh wajib yang anak-anak ketahui rupanya 🙂

Selesai dari Jumbo resto, kami mengejar feri untuk lanjut ke Macao. Disini muncul beberapa persoalan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Makanya, buat yang mau melakukan perjalanan yang sama (Hongkong ke Macau or Senzhen to Macau), apalagi untuk yang kemudian akan kembali lagi seperti kami (trip kami HK-Macau-Sz-HK), disarankan untuk :

  1. Membawa koper sedang / kabis size seperlunya. Membawa koper besar apalagi dalam jumlah banyak, sangat tidak disarankan. Kemarin kami agak kesuliatan dengan baggage handling.
  2. Sudah makan, namun jangan terlalu berlebih. Kalau ada potensi mabuk laut, sebaiknya minum obat pencegah  mabuk seperti antimo. Kemarin karena ombak sedang tinggi atau emang kondisi badan sedang tidak fit, 5 dari 16 orang anggota rombongan m*nt*h2 parah. Saya sampai membutuhkan 4 kantong mun-mun dan Timmy yang gag pernah2 munmun, ikutan keok juga kali itu. Mertua dan ipar yang sudah diprediksi mual, sudah minum antimo setelah makan. Jadi mereka tidak mun-mun karena tertidur.
  3. Pakailah alas kaki yang nyaman. sandal jepit atau sepatu teplek/sneakers sangat disarankan. Perjalanan menuju feri cukup jauh. Apalagi kalau pake acara dorong2 stroller dan koper gede.
  4. Siapkan passport dan dokumen pelengkap, tanpa cover passport lebih baik. Di Hk-Macau-Sz koq rasanya petugas imigrasinya galak-galak banget. Mana mereka gag sabaran dan asyik ngomong pake bahasa mereka seakan-akan kita ngerti mereka ngomong apa.
  5. Pastikan sehat, minum vitamin, minum air putih yang banyak. Mungkin karena sedang ramai isyu Mers, kemarin salah seorang keponakan saya sempat tertahan di imigrasi, karena suhu badannya naik ketika melewati temperature checker. Akhirnya dia sempat diperiksa air liur dll, untuk memastikan kondisinya tidak membahayakan sebelum masuk perbatasan Negara lain.

Sampai di Macau, kami disambut oleh tour leader yang lumayan nyentrik. Masih ai2 berusia 50an, tapi kali ini rambut dan gaya busananya keren. Katanya beliau orang Hk asli, yang merit dengan orang Bandung. Kami langsung dibawa ke Venetian Macau hotel, hotel paling dinantikan sepanjang tour kali ini.

Well, hotel Venetian memang tidak mengecewakan. Masuk di lobby, kami sudah disambut dengan udara sejuk dan pengharum ruangan. Kami check in dan langsung lompat2 begitu masuk kamar.  Kamarnya seluas 70 m2, dengan ruang tamu tersendiri. Ada meja kerja lengkap dengan printer, kamar mandinya yummy banget … 2 wastafel, 1 bath tub, 1 kloset dengan pintu terpisah, shower room dengan pintu kaca, ada meja rias lengkap dengan cermin, duhhh. … betah laah lama2 di kamar mandi juga 🙂

I love luxury bathroom! Who's not?!
I love luxury bathroom! Who does not?!
bednya seukuran queen size bed. buat bobok ber-3 juga masih muat
bednya seukuran queen size bed. buat bobok ber-3 juga masih muat

Di Macau, kami cuma ikut tour kecil. Karena memang Macau tidak seluas negara2 bagian yang lainnya. Cuma ada reruntuhan gereja St. Paul, menyusuri lorong penuh jajanan golden egg dan dendeng manis. Makan siang dan kembali ke hotel yang kami semua suka.

blog_rame_macao

Sisa waktu di Macau dihabiskan pria2 untuk main Time Zone raksasa yang sungguh menguras uang dan tenaga :p Well, setelah dilihat2, main di casino itu beda2 tipis sama main di TimeZone. Jadi, para bapaks, kalau anak2 merengek main di Timezone, kira2 harap maklum lah yaaa 🙂  Sementara pria2 main timezone, anak2 dan sisa rombongan jalan2 ke mall yang ada di dalam Venetian Hotel. Disana lengkap banget tempat belanjanya. Dari baju, sepatu, jam, makanan, souvenir, hiburan, kumplit! Tinggal siapin isi kocek yang banyak ajaaaa 🙂 karena semuanya mihilll … hihihihi :p

Setelah menghabiskan 2 malam di Macau, kami packing lagi untuk pindah ke Senzhen. Karena sudah pengalaman mabuk laut sampai tepar di ferry babak I, saya kali ini minum antimo 🙂 Antisisapi namanya 🙂 Well, perjalanan dari Macau ke SZ tidak seburuk perjalanan sebelumnya. Ferrynya lebih kecil dan semua aman terkendali gag pake throw out.

Tiba di Sz, kami disambut oleh TL yang kurang ok banget. Seorang engko2 kurus, penampilannya agak lusuh dengan tas punggung dan bahasa yang juga kurang sedap didengar. Kami sengaja mengatur perjalanan keluarga, dengan maksud bisa jalan agak santai dan tidak diburu2 waktu. Si TL nampaknya kurang sabaran menghadapi tour yang isinya lumayan banyak anak2 dan ibu2 yang bawa anak ini. Mana hotel di Sz (walaupun sudah pake iming2 bintang 4), anjlok banget disbanding hotel sebelumnya. Hotelnya luamyan tua, kamarnya kecil. Untungnya (karena pake agent, jadi dihitung per kepala), saya dibookingkan kamar dengan extra bed di tengah.

Di Sz, tujuan utama adalah syopink. Walaupun begitu, tetap ada tour wajib yang kami datangi. Antara lain ke Window of the world & Splendid China yang akhirnya terpaksa kami pass. Di hari sebelumnya juga ada kunjungan wajib ke tempat giok dan Tian Gong Fang, pengobatan tradisional China. Karena cuaca super panas, menguras energy dan bikin pusing kepala. Kami cuma sempat menikmati sekali lewat, tour di Window of the world. Isinya kira2 mirip TMII, tapi versi dunia. Disana ada menara Eiffel, Pisa, Niagara, bahkan sampai pyramid mesir. Disini kami membayar lagi untuk train yang kami naiki untuk mengitari WOTW ini. Harganya 30 rmb untuk dewasa dan 15 untuk anak2 diatas 6 tahun.

2 malam kami habiskan di Sz, dan waktunya untuk kembali ke HK dengan first ferry. Kenapa first Ferry? karena setibanya di Hk, kami akan langsung ke Disneyland 🙂

Duo Icky, yang uncle mukanya polos, ponakannya malah mukanya ribet :p
Duo Icky, yang uncle mukanya polos, ponakannya malah mukanya ribet :p

Lagi2, perjalanan Ferry kali ini bersahabat. No antimo, no throw out 🙂 Uncle Ricky sibuk mengentertain Nicky & Miko, dua ponakan tercinta dengan lagu2 dari smartphone-nya. cks sibuk ngegulung rambut pake roll, biar cakep pas dipoto di Disneyland nanti. Yang lain sebagian sibuk bobok 🙂

Sampai di Hk, kami lunch di terminal ferry. Kali ini semua memilih nasi hainam with chicken and roasted pork. Kenyang makan, check in sebentar di Cosmopolitan Hotel, hotel terakhir dalam trip kami kali ini. Trus langsung cusss ke Disneyland. Review hotel Cosmopolitan : kamarnya bersih, hotelnya juga bersih, tapi agak kecil. Yang ok, di hotel ini kita dapet pinjeman wifi gratis, di tiap kamar. Ada shuttle bus juga ke beberapa tempat tertentu. Orang hotelnya ramah. Cuman size kamarnya aja yang emang kecil.

Ini kali ke 2 kami ke Disneyland. Tapi buat Tapi kebanyakan anggota rombongan yang lain, ini kali pertama. Gag berharap bisa menikmati seluruh wahana, karena luasnya park vs limited time yang kami miliki.

Disini kami hanya sempat menikmati Mickey show (shownya berbeda dari show yang sudah pernah kami tonton sebelumnya), Lion King Show (yang ini masih sama percis), Frozen Village (ini wahana baru, belum ada tahun lalu), dan naik perahu menyusuri sungai dan melihat2 buaya, gajah, dan orangutan boongan :p  Didalam frozen village, kami bertemu Elsa, Anna & Cristoff .. bohongan tapi dalam versi sangat mirip! Gag keren2 amat sih pertunjukannya. Bukan seperti 4Dnya Mickey show, cuma nyanyi2 diiringi dengan klip film Frozen yang cetar membahana gaungnya gag ilang2 sampe bertahun2. Setelah itu, ada salju2an yang dibuat dari busa sabun. Kelar show, ada tempat main es, seluncuran es dan foto bareng Olaf. Kirain cuman anak perempuan aja yang suka sama Frozen, ternyata keponakan saya si Miko, sangat sangat menikmati lagu2 dan pertunjukan Frozen. Lucu liat gaya dia yang hafal nyanyi bareng lagu2 sountrack film Frozen. Fireworks adalah penutup kunjungan kami di Disneyland kemarin. Semua capek dan siap kembali ke hotel 🙂

Besoknya, free time di Hk. Kami makan dimsum dan window shopping bareng. Gag dapet apa2 sih, karena susah banget jalan bareng 6 krucils yang masing2 beda-beda tingkahnya 🙂

Pretty Oma & her 6 grandchildren
Pretty Oma & her 6 grandchildren. Ini cucu laki2 oma dari anak laki2nya mamie. Cucu perempuannya juga dari anak perempuannya, So, the next cucu from 2 anak laki2nya hampir bisa dipastikan : laki2 🙂

Sempat berkunjung ke City Gate mall, beli kaos kaki giordano dan nemenin Tim makan sushi (plis deh tim, jauh2 nyarinya sushi) dan sebentar menclok di Ladies market dan berakhir dengan duduk di Mc D sambil jagain bocah2. Belum puas syopinknya … tapi dapet banget kebersamaannya. 9 hari 8 malam bareng2 dari pagi sampe malem sampe pagi lagi. Semua pada menagih next trip lagi. Pastinya dengan format lebih lengkap, arrangement yang lebih baik, dan for sure : gag mau lagi ngetrip pas musim panas!!

*Sedikit mengenai musim panas vs musim dingin. Tahun lalu kami ke Disneyland di akhir tahun. Waktu itu suhu berkisar antara 15-20 derajat. Nice banget. Jalan pagi2 sejuk. Siang gag keringetan banget, malem paling2 tinggal tambah jaket buat ogut yang sukanya anget2. Trip kali ini bener2 buang tenaga, karena keringat yang terus keluar sepanjang perjalanan. Belum lagi pusing karena panas matahari yang menerpa kepala. Dan silau yang juga bikin kesel. Sepertinya anak2 lebih suka kedinginan daripada kepanasan. Kalau kepanasan mereka bawaannya kesal dan marah2 minta pulang terus. Baju yang ogut bawa sampe kurang, karena harus ganti terus. Padahal biasanya ogut kalo pergi pasti bawa pulang baju bersih sisa, karena emang selalu bawa baju cadangan.

*Review buat SQ, well, buat makanan so so. Kids meal isinya kebanyakan pasta2an or mashed potato. Menu dewasa juga standard ketelen aja. So far buat makanan di pesawat, Cathay masih the best 🙂  (Belum pernah coba kids meals-nya Cathay sih). Buat entertainment, SQ masih lebih ok daripada GA. GA filmnya soso dan

Sedikit tips yang bisa dibagikan atas pengalaman trips kali ini :

  1. Setelah dilihat dan dirasa, sepertinya kami lebih nyaman jalan sendiri dibanding dengan tour. Waktu pergi sendiri ke Korea lalu, kami cukup enjoy dengan waktu. Tidak terburu2 dan bisa memutuskan perubahan last minute. Pergi dengan tour suka deg-deg-an sama Tour leader dan hotel pilihan mereka. Belum lagi waktu yang terbuang karena harus ikut tour wajib mereka. Well plusnya sih, kita punya bus yang bisa mengantar dan menjemput kita kemana2. Gag perlu capek geret2 koper naik bus/MRT. Ya kalaupun harus ikut tour, kami akan memastikan soal local Tour leader & meminimalis kunjungan tak penting.
  2. No more trip di musim panas 😥 Keringetan dan bête, capeknya 2x lipet loh kalo keringetan begini.
  3. Biarpun ke sesama Negara Asia, bawa bekal tuh emang wajib banget ya … kalo bekel wajib yang biasanya selalu dibawa cks : kemplang/kerupuk Palembang, biscuit, susu uht, cemilan keripik, pop mie, sambel, dan belakangan suka bawa rendang or kering tempe kacang juga 🙂 Daripada kelaperan tapi belenek liat makanan or gag sempet beli makanan karena gada waktu pas lagi laper, mending bawa makanan lebihan kan. Apalagi buat acara pergi2 yang bareng kiddos 🙂
  4. Selain makanan dan cemilan, cks juga suka bawa Tupperware dan perlengkapan makan seperti sumpit or sendok garpu. Well … minimal 1 pasang lah. Tissue kering, basah dan sedikit sabun cuci piring jg jangan lupa dibawa 🙂
  5. Selalu bawa extra kaos / baju, terutama kalau pergi bareng anak2. Kalo baju mommy kena muntah anak sampe basah, gag enak juga kalo gag diganti while perjalanan masih jauh kan?
  6. bawa plastic bening yang bisa dipakai buat bungkus makanan, sampe pipis anak boy, kalau kepepet gag ada toilet.
  7. Tips lain nanti ditambahkan kalau inget lagi yaaa 🙂

 

 

 

 

 

Mengajukan Visa Amerika ala CKS

Setelah wara-wiri ngetrip ke beberapa tempat, kali ini saya berkesempatan mengunjungi negara yang dari kecil ingin saya datangi. Yep, dari kecil cks udah pengen banget berkunjung ke negaranya uncle Sam. Thank God,  akhirnya cks punya kesempatan buat mewujudkan impiannya.

Untuk tujuan tersebut, membuat visa adalah langkah utama yang harus dilakukan. Denger-denger, bikin visa Amerika ini bener2 bergantung sama nasib. Untung-untungan. Gag bisa ketebak, bahkan katanya ada yang passportnya udah penuh dengan cap dari berbagai negara aja, pengajuan visanya masih bisa ditolak. Mana denger juga, dari temen yang ngajuin 1 minggu duluan sebelum jadwal saya, waktu itu didepannya ada mahasiswa yang mau ikutan contest music, udah pake registrasi, bayar ribuan dollar dan nunjukin tanda pendaftarannya, masih ditolak tuh visanya.

Denger2 lagi, konon kalau mau kesana, harus bisa nunjukin rekening tabungan dengan jumlah minimal seratus. Bukan seratus ribu pastinya, hihihihi. Kebanyakan denger bikin budeg dan tambah jiper.

Tapi trus ketika sebelum melangkah saya melakukan riset dengan browsing kiri kanan, baca sini sana, dan mendapatkan informasi langsung dari website kedutaan Amerika yang super lengkap, bahkan dilengkapi dengan bahasa Indonesia dan video petunjuk cara pengajuan visa yang super lengkap, saya trus jadi optimis. Ya sudahlah yaa, namanya juga usaha. Kalo ditolak berarti belom rejeki. Apalagi cks percaya banget sama backingan dari ‘Bokap’ yang gag pernah gag meluluskan permintaan anaknya, asal mintanya yang bener. Jadilah langkah pertama yang cks lakukan adalah :

  1. Membuat pas foto. Sebelum bikin visa, saya sudah tanya2 dan browsing2 ke beberapa sources, dan pass foto 5×5 dengan background putih is a must. Karena kebetulan emang gag punya pass foto terbaru, jadilah saya foto di Star Studio Kelapa Gading. Bilang aja, buat visa Amerika. Dengan 50 ribu rupiah, saya udah dapet 4 cetakan pass foto ukuran 5×5 dan negatif untuk cetak ulang, dalam bentuk cd.
  2. Mengisi aplikasi visa DS-160 secara online. Website-nya disini http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/id/visas/form-visas.html Form-nya disini: https://ceac.state.gov/genniv/                                                                                                 DS-160 harus diisi dengan telaten dan super hati-hati supaya tidak salah dalam melakukan pengisian dan mengakibatkan penolakan visa. Sesuaikan kode jenis yang diisi dengan visa yang ingin diperoleh. Karena memang tujuan saya kali ini untuk berlibur, maka saya sendiri mencantumkan kode visa B2  yaitu visa tourism.  Mengisi formulir D160 (dan membaca buka2 referensi dari berbagai blog dan website) kira2 membutuhkan waktu sekitar 1 jam-2 jam. Saya sendiri kemarin mencicil pengisian sampai 2-3 hari sendiri. Jangan khawatir, pengisian ini bisa disimpan dalam bentuk online. Jadi kalau ngantuk atau informasi belum lengkap, tinggal klik tombol save dan nanti kita bisa kembali lagi di batas pengisian kita. Tidak perlu mengulang dari awal lagi, kalau kita melakukan penyimpanan dengan benar. Di akhir formulir, kita akan diminta untuk meng-upload sebuah pass foto berukuran 5cm x 5cm.
  3. Langkah selanjutnya adalah melakukan pembayaran visa sebesar 160 dollar Amerika. Kemarin dengan kurs 13,500 total  yang saya bayarkan untuk visa adalah Rp. 2.160.000.  Pembayaran  (sesuai informasi dari website) bisa dilakukan di Bank Permata atau Standard Chartered Bank.  Informasi lengkap bisa dilihat disini http://www.ustraveldocs.com/id/id-niv-visapay.asp Kebetulan di dekat kantor saya, kedua bank tersebut ada. Saya melakukan pembayaran di Bank Permata. Sebelum berangkat ke bank, jangan lupa untuk mencetak slip deposit (WAJIB) yang didapatkan dari http://www.ustraveldocs.com/id/pmisdepositslip.htm?amount=160&country=indonesia. Sebaiknya membawa uang tunai dan pas. Karena saya tidak membawa uang rupiah (saya malah bawanya USD, bukan sok-sok-an, tapi emang kebetulan belum sempat menukar ke money changer), jadilah saya kemarin terpaksa tarik tunai dari atm bersama, karena di bank Permata tersebut tidak menerima penukaran USD untuk bukan nasabah (well, menurut saya, agak aneh untuk ukuran sebuah bank besar). Eniwei … urusan bayar visa done. Jangan lupa untuk menyimpan tanda bukti pembayaran, karena ini adalah salah satu dokumen PENTING yang akan dibutuhkan untuk melakukan penjadwalan wawancara.
  4. Beres urusan bayar2an, saya langsung lanjut ke pemilihan jadwal wawancara. Lanjut memilih jadwal wawancara secara online. Karena memang jarak antara waktu mengajukan visa dan rencana keberangkatan saya masih agak jauh, saya agak santai dalam mengisi formulir dan jadwal wawancara. Saya memilih jadwal wawancara di hari Senin pagi, biar semua masih fresh dan membuat saya menunggu hari Senin yang biasanya tidak dinantikan. Appointment confirmation
  5. Sesuai saran dari seorang teman, saya naik taxi supaya tidak repot mencari parkir. Berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi. Tiba di kedutaan Amerika sekitar 30 menit setelahnya. Saya sempat GR karena mengira sayalah orang pertama yang mau antri, karena di depan kedutaan masih kosong melompong, kecuali penjaga dan beberapa employee yang mulai berdatangan. Ternyataaa oh ternyata, ada sebuah barisan lumayan panjang. Kira2 berisi 30 orang, di samping kanan bangunan kedutaan, persisnya di bawah terowongan rel kereta. Disitu saya mulai berdiri dan menanti2 sambil memandangi satu persatu wajah2 pengantri visa di depan dan belakang saya. Kira-kira 30 menit setelah berdiri, saya mengikuti barisan orang didepan saya, maju ke depan gedung kedutaan. Disana barisan dibuat berdua-dua. Tidak lama setelah itu, seorang security perempuan, meminta kami menyiapkan passport, formulir D160 yang sudah di cetak, dan tanda konfirmasi wawancara. Disiu juga kami diminta untuk mengumpulkan cellphone, kabel/charger, mmc, usb, kunci dan bahkan parfume. Barang2 tersebut dilletakkan di tray plastik yang dibagikan, dan dititipkan ke petugas security ketika kita masuk kedalam kedutaan.
  6. Setelah melewati mesin screening dan diberikan tanda pengenal tamu, beberapa orang petugas meminta kami menyerahkan pass foto, form D160 yang sudah di cetak, konfirmasi jadwal wawancara dan passport. Pass foto kemudian akan di straples di form D160 kita, dirapikan bersama dengan passport dan kemudian diserahkan kembali. Sambil menunggu, sekalian saya list dokumen2 yang kemarin saya bawa di dalam plastik folder saya. Cukup banyak, bahkan bisa dibilang, lengkap sekali. They are : Passport asli & copy, KTP asli & copy, Birth certificate asli, Slip gaji, copy ID employee, surat keterangan kerja, surat undangan dari teman saya di state, print out ticket dummy (ya, saya belum issued tiket, tapi sudah membuat reservasi dan mencetak reservasi tersebut), rekening koran 3 bulan dari 2 bank berbeda, KK asli, Marriage certificate asli. Dan semuanya tidak diminta alias dilihat bahkan dilirik sama sekali saudara-saudara! Setelah ambil nomor panggil di mesin pencetak, saya menunggu nama saya dipanggil. Loket terdepan ada 4-6 loket (saya lupa persisnya) dan disini kita diminta memperlihatkan passport lengkap D160 form & pass photo yang sudah di straples bersamanya. Kita akan ditanya oleh petugas (orang local), apa tujuan kita mengajukan visa Amerika. Saya dengan mantap menjawab : visiting friend. Trus mereka memberi saya kartu dengan nomor group 14. Setelah itu, proses berikutnya kembali  menunggu, sampai nomor group kita dipanggil untuk masuk ke loket antrian wawancara berikutnya. Di loket dalam, setelah dipanggil, proses berikutnya yang dilakukan adalah finger print. Kita akan diminta untuk meletakkan nomor antrian group berbentuk kartu agak besar dan tebal di sebuat nampan. Trus kita dipanggil untuk finger prints. Sebelum meletakkan jari tangan kiri dan kanan di mesin sidik jari elektronik, seorang bule akan mengkonfirmasi nama kita. Setelah sidik jari, kita diminta duduk menunggu sampai nomor antrian group kita dipanggil kembali untuk antri di final interview. This is it! Kalau sebelumnya saya membayangkan kalau interview akan dilakukan di sebuah ruangan tertutup, ternyata saya salah. Interview dilakukan seperti di loket2 sebelumnya. Kita berbaris rapi, petugas yang menginterview akan berada di loket dengan batas kaca, orang di belakang atau samping kita, bisa ikut mendengar ketika kita di interview. Kemarin, saya berbaris di loket paling kanan, dengan interviewer seorang bule tinggi berwajah ramah. Yang ditanya pertama, siapa nama Anda. Kemudian menyusul pertanyaan2 yang cukup banyak, diantaranya :
  • Mau apa ke Amerika? Mau ke mana? Tinggal dimana? (karena kebetulan saya akan tinggal di rumah teman saya),  pertanyaan berikutnya adalah :
  • Siapa nama teman anda? Bagaimana anda mengenal teman anda? Sudah berapa lama berteman? Then :
  • Apakah anda bekerja? Dimana? Bagian apa? Sudah berapa lama? dibagian apa?
  • Apakah sudah menikah? Anak berapa? Usia berapa? Apakah anda akan travelling bersama keluarga (dan ketika saya menjawab sendiri, pertanyaan berikutnya adalah :  … )
  • Siapa yang akan membiayai perjalanan anda? Anda sudah pernah pergi kemana saja? (saya sebutkan beberapa negara yang kira2 ada di dalam passport saya)

Well pertanyaannya cukup banyak dan semuanya dalam bahasa Inggris. Entah karena muka saya kurang meyakinkan, atau karena om bule senang ngobrol sama saya (loh?!) Setelah itu, hening sejenak, dia terlihat sedang mengetik sambil melihat ke layar komputer disamping. Dan saya dalam hati harap-harap cemasss. Tidak berapa lama kemudian, dia memberikan sebuah kertas putih, bertuliskan : congratulation! Saya say thanks dan menuju dispenser, langsung gleg 2 gelas air putih dingin (makluuum, dari tadi mau minum takut kebelet pipis pas dipanggil :p )  US visa approval_Page_1

Legaaaa … saya bisa berjalan pulang dengan kepala tegak (dapet visa aja bangga :p ). Didepan, begitu keluar pagar kedutaan, saya melihat antrian panjang kloter berikutnya. Itu kira2 sudah jam 9 lewat. Wiih … I made the right choice, dateng super pagi dan memilih jadwal wawancara pertama. Antrian panjang di luar, siang2, panasssss booow!

Dan saya langsung lapor ke Bokap, say thanks buat approvalnya. Saya foto lembar persetujuan, dan mengirimkannya ke sahabat saya di Amerika, dengan caption : I’ll be visiting your house soon! Can’t wait for my US trip!!

Beberapa tips untuk teman2 yang juga ingin mengajukan visa :

  1. Untuk yang membawa anak balita atau bayi dan penyandang cacat/disabilitas/duduk di kursi roda karena usia, biasanya diberikan barisan paling depan.
  2. Kalau ada passport lama, sebaiknya dibawa. Kemarin saya ditanya, tapi saya jawab, passport lama saya tidak dikembalikan oleh imigrasi ketika passport baru saya keluar.
  3. Bawalah dokumen pendamping selengkap mungkin. Tidak ditanya atau diminta, tidak apa2, karena dalam beberapa kasus, dokumen pendamping ada yang diminta/ditanya. Lebih baik prepare daripada dokumen kurang dan menghambat proses disetujuinya visa.
  4. Jawab pertanyaan dengan jelas dan jangan berbelit2, terbata2, gelagepan, terlihat berpikir or even creating story. Mereka bisa membaca muka kita, mana yang muka boong, mana yang muka lempeng. Kalau kira2 harus create story pun, carilah cerita yang meyakinkan dan jangan berubah2.
  5. Bawa buku bacaan or novel boleh banget, buat killing time. Secara saya biasa mengandalkan film korea or instagram, yang mana HP or gadget or semua perangkat elektronik sudah disita dari awal antrian. Jadilah cuma bisa ngeliatin orang2 yang disana, sembari nonton tv.
  6. Jangan khawatir kelaparan. Di dalam ada counter yang menjual snack/sarapan/minuman. Minimal ada roti/sandwich gitu. Di loket terakhir di gedung belakang tempat wawancara malah ada dispenser dan gelas plastik
  7. Untuk anak2 berusia sekolah dan lansia berusia super lanjut (silakan cari infonya di website yaaa) pengurusan visa bisa diwakilkan orangtuanya. Kemarin ada sepasang suami istri yang membawa 2 passport anaknya yang sedang bersekolah. Ketika visa mereka disetujui, otomatis, anak2 juga.
  8. Print-an tiket pesawat tidak mutlak di butuhkan. Kemarin saya bertanya kepada seorang yang ingin ikut tour ke Amerika. Beliau baru akan mengurus tiket dll ketika visa sudah disetujui. toh visanya disetujui. Dengan kata lain, tidak perlu punya tiket dulu baru maju.
  9. Keterangan lengkap bisa didapatkan disini : http://indonesian.jakarta.usembassy.gov/id/visas/mengajukan_visa.html
  10. Good luck!!

Korea trip, Day 2 & Day 3

Hari kedua, plan awal adalah go skiing to Jisan Ski resort. Pemilihan Jisan instead of Yongpyong Ski adalah karena jarak yang lebih dekat. Maklum, rombongan kami sekarang bertambah menjadi 4 adults dan 4 kids, dengan usia 2-5-8-10. Karena kesalahan teknis yang tidak disengaja, perjalanan kami ke Ski resort tertunda menjadi perjalanan di day-3.

Korea day 2

Hari ke-2 kami isi dengan jalan-jalan memutari Korea, makan ayam berbumbu dengan melted cheese di Myongdong, dan diakhiri dengan kunjungan ke Lotte duty free yang nyaris tutup setelah sebelumnya feed the kids di Mc. Donald.

Lunch
Lunch

Hari ketiga, kami melaksanakan plan skiing yang sempat tertunda.

Well, sebetulnya, Jisan Ski Resort menyediakan shuttle penjemputan. Kita hanya perlu registrasi dan mencari info, dimana titik penjemputan terdekat mereka. Karena keterbatasan waktu, kami tidak mendaftar shuttle, dan akhirnya pergi sendiri ke Jisan.

Dari hotel kami naik MRT ke Gangbyeon station. Dari station tersebut keluar di exit-4 dan kami naik bus dari Dong Seoul bus terminal. Perjalanan dilanjutkan dengan bus ke Icheon, selama kurang lebih 1,5 jam. Bisa bobok lah di bus. Bus stop di perhentian terakhir dan dari terminal tersebut, perjalanan ke Jisan dilanjutkan dengan bus nomor 12. Jangan lupa, setiap naik bus di Korea, make sure untuk selalu menyebutkan tempat perhentian kita ke ajjushi yang bawa bus. Setiap perhentian, rata2 ada notification dari voice recorder, tapi kadang kurang jelas terdengar. Jadi, biar aman, mending pesan ke driver kita mau turun dimana.

Di Jisan, kita bisa menyewa perlengkapan ski, pakaian ski, lengkap dengan pelindung mata, sarung tangan, dll dengan harga satuan. Harga sewa celana anti air kira-kira 9,000 won. Tongkat ski dan sepatu akan dipinjamkan ketika kita menyewa jam main. Dengan kondisi jam siang, (kurang lebih jam 12.30 – 17.00) tarifnya 19,000 won. Ukuran sepatu dan tongkat ski akan disesuaikan dengan ukuran kaki dan berat dan tinggi badan. Kalau kira2 kita sudah mengenakan pakaian dingin yang anti basah, kita tidak perlu menyewa baju atau celana lagi. Yang agak mahal adalah harga lift-nya. Perday harga sewanya 55,000 won/orang. Untuk harga sekali jalan, cukup membayar 11,000 won. Kalau kira2 new alias beginner, mending ambil yang sekali jalan, alias jangan kepedean ambil paket yang seharian. Bagi pemula, sekali turun dari lift saja sudah bisa membuat badan lebam2 karena benturan pas jatuh. Lapangan ski akan disesuaikan dengan tingkat kemampuan. Yang tengah, cukup terjal dan ski-ersnya udah jalan zig-zag adalah untuk advance. Sementara untuk pemula, masih landai2 dan datar2 saja.

Korean_ski resort

Kemarin, saya sendiri sudah cukup puas dengan foto-foto berlatar belakang Ski Resort. Anak-anak seru bermain luncur-luncuran diatas es. Dua teman saya mencoba bermain ski. Saya yang kurang suka basah-basahan dan resiko benturan dan memilih untuk babysit sambil lunch bareng anak-anak ke tempat yang agak hangat, burger king. Hohohoho. Sampai sore, rekaman foto dan video sudah cukup banyak, dan waktu bermain juga sudah habis. Waktunya pulang, dan kami pulang dengan shuttle bus direct ke Myongdong, setelah sebelumnya mendaftar.

Ada kisah sedih di sela acara skiing kami hari ini. Dompet teman saya hilang, entah terjatuh ketika berganti pakaian atau terjatuh ketika skiin. Thank God, barusan dapet update, kalau dompetnya diketemukan utuh, dengan kartu2 di dalamnya aman. Bravo untuk orang Korean  *cerita sudah pasti berbeda kalau dompet hilang di Jakarta atau Cina.

Lesson learn :
1. Lakukan registrasi terlebih dahulu sebelum Skiing, jadi bisa mendapatkan kemudahan transportasi, karena shuttle yang disiapkan oleh resort jauh lebih mudah dan free of charge alias gratis!

2. Pastikan untuk mengenakan baju dingin dan sarung tangan anti air, ketika berangkat skiing. Sehingga tidak perlu menyewa perlengkapan anti air lagi.

3. Untuk yang bepergian dengan anak-anak, bawa selalu pakaian ganti, lengkap dengan jaket dan sarung tangan & kaos kaki. Bawa juga minyak telon atau penghangat lainnya, supaya anak2 tidak kedinginan setelah main es.

4. Snack dan makanan ada dijual di resort. Tetap butuh snack atau susu kemasan untuk jaga-jaga kalau anak2 kelaparan di tengah perjalanan.

5. Untuk yang ingin masuk dan foto-foto plus main2 seru di ski, tanpa sewa alat ski, masuk ke resort ini gratis koq! Jadi ini merupakan recommended place to visit, udah bisa naik shuttle gratis, masuknya juga gratis, bisa dapet foto dengan view keren, paling tinggal keluar uang untuk makan dan jajan.

6. Bahasa pengantar di website Jisan Ski Resort adalah Korea. Alangkah baiknya jika kita meminta bantuan orang hotel (atau orang local) untuk mendaftarkan kita untuk shuttle penjemputan. Di sana, petugas tiket juga rata-rata tidak berbahasa Inggris. Kami hampir mengira kalau untuk masuk ke resort harus membeli tiket karena keterbatasan Bahasa dan informasi yang ada di papan rata2 dalam Bahasa dan tulisan Korea.

gegayaan dengan tongkat dan sepatu ski, Nick pede meluncur di es dengan perlengkapan skinya, tanpa pelatih!
gegayaan dengan tongkat dan sepatu ski, Nick pede meluncur di es dengan perlengkapan skinya, tanpa pelatih!

Korea trip, Day 1

Baru saja pulang dari trip ke Korea. Saya dan 2 boys usia 8 & 10 tahun, berangkat sendiri tanpa ikut paket tour. Agak nekad kelihatannya, tapi kami mencoba prepare dengan rencana perjalanan dan macam2 perlengkapan di tangan. Mulai dari peta, jadwal subway dan beberapa info tempat wisata yang harus dikunjungi lengkap dengan harga dan promonya. Sedikit missed di sana-sini, tapi cukup memuaskan untuk perjalanan luar negri yang lumayan jauh dengan Bahasa antah berantah dan musim yang juga jauh berbeda.

Perjalanan ke Korea sebenarnya tidak masuk dalam rencana kami. Adalah Jepang yang tadinya menjadi tujuan liburan berikutnya. Tetapi karena kebetulan mendapat tiket PP Cengkareng-Incheon seharga USD 500, jadilah kami deal ke Korea. Plan awal : melihat salju  Tiket terbeli sekitar bulan September, untuk keberangkatan Desember. Setelah tiket terbeli, kami sibuk dengan kegiatan masing-masing, sampai akhirnya sedikit gerabak-gerubuk ketika tiba-tiba bulan Desember tiba.

Adalah papanya anak2 yang rajin browsing sana-sini. Bikin itinerary dan mengurus visa dan hal-hal lainnya. Kebetulan, seorang sahabat confirm untuk trip bareng, walaupun dengan selisih beberapa hari, karena plannya dadakan.

Kami berangkat ke Korea dengan Garuda 878, hari Rabu jam 23.35 malam. Ini merupakan longest trip anak2 by plane, setelah sebelumnya trip 5 jam ke Hongkong. Dapet kursi ber-4, persis di belakang business class. Harapannya, dengan penerbangan tengah malam, selama perjalanan kami akan tidur nyenyak, dan bangun pagi2 dengan kondisi badan fit dan siap bermain di Everland. Yang ada, karena anak2 sudah mulai besar, tapi posisi tidur masih posisi anak2, jadilah papanya anak2 terjaga semalaman, karena menjaga Nick yang tidur memanjang. Saya sendiri bisa tidur dengan cukup enak, walaupun beberapa kali terjaga karena suara tangisan penumpang babies. Lesson learn, untuk keluarga dengan 2 anak yang berusia diatas 6 tahun, kursi 2-2 lebih disarankan daripada kursi 4 berjejer, yang sebagian dudukan lengannya bisa diangkat dan sebagian lagi tidak bisa.

Korea_flight

Korea_flight sleep

Pesawat mendarat tepat waktu. Tiba di Incheon airport, setelah mengurus imigrasi dan bagasi, kami langsung bergegas membeli T-money, yang berbentuk kartu, bisa digunakan untuk membayar bus, subway, dan sekaligus bisa digunakan untuk berbelanja di beberapa minimart seperti seven eleven dll. Karena tidak tahu kalau tarif anak bisa beda sama tarif dewasa, kemarin hubby membeli T-Money yang sama. Pas ngetap di airport limo, barulah kita ngeh kalau mestinya kita tanya sebelum beli T-money kemarin. Well, lagi2 bahasa menjadi kendala, karena beberapa penjaga toko tidak berbahasa Inggris.

Perjalanan dengan airport Limo dari Incheon airport ke Ibis Dongdaemun hotel memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Tarif untuk anak2 10,000 won dan untuk dewasa 14,000 won. Kursi di airport limo (bus) kurang lebih senyaman kursi penumpang kelas business. Dengan reclining bisa sampai posisi tidur nyaman. Airport limo akan melalui Gimpo airport, untuk berhenti mengambil dan menurunkan penumpang.
Sampai di hotel, kami langsung check in dan bermaksud untuk langsung melanjutkan perjalanan ke Everland, sesuai dengan jadwal day-1, sesegera menitipkan koper ke hotel. Waktu itu cuaca sedang dingin2nya. -13⁰, feels like -20⁰ … haizzzzz!! Kebayang dong, es membeku di 0⁰ dan itu dinginnya udah dinginnnn bingits!

Kami lalu berpikir untuk membatalkan plan ke Everland, mengingat jam yang sudah menunjukkan pukul 3.30 sore dan dingin yang keterlaluan untuk memaksakan main sementara kondisi tubuh sedang kurang fit. Akhirnya hari pertama kami isi dengan : istirahat di kamar, mengisi perut dengan semangkuk indomie panas dan sedikit pengenalan kota Seoul, dengan naik subway.

Speaking about hotel, type kamar yang kami pilih adalah kamar family. Ada 1 ranjang double dan diatasnya ada ranjang bertingkat ukuran single. Dengan posisi kamar di lantai 15, kami mendapat pemandangan kota yang cukup Indah. Kamar ukuran imut2 dengan toilet (kering) terpisah dan kamar mandi seukuran 1 orang, mirip2 ruang bilas di kolam renang. Super mungil tapi lumayan nyaman dan cocok juga dengan kantong.

Okay, cerita agenda hari & detail berikutnya, lanjut di postingan berikutnya yaaa 😉

Korea_day1

Some Facts about Korea(n)

Beberapa hal yang saya pelajari tentang Korea, dan ini murni pendapat saya. Jadi kalau ada yang punya pendapat lain, monggo di share di komen yaaa 

1. Orang Korea itu keren-keren. Rambutnya bagus2, baik dari warna maupun tatanan. Yang cowok, biarpun gag seganteng oppa-oppa di drakor, tetep tegep2, putih2, keren2 dengan perut rata. Rasanya jarang banget liat oppa Korea yang berperut ndut.

2. Di Korea, biarpun susah banget cari tempat sampah, tapi termasuk bersih. Jauh lebih bersih daripada Hongkong ataupun Guang Zhou (saya memakai perbandingan ini, karena saya barusan ke dua tempat tersebut sebelumnya).

3. Orang Korea tertib-tertib. Budaya antri, jalan cepat, rata2 mempunyai kecepatan langkah yang sama. Kecuali oma2 yang sudah susah jalan, mereka terlihat gesit2. Gag ada yang leleto.

4. Orang Korea resik dan gag jorok. Setelah makan di fast food, mereka membersihkan tempat makan sendiri. Pelayan2 resto sepertinya baru mengelus dada sambil geleng2 kalau abis liat orang Indonesia or orang China yang makan. Berantakan #sambil ngeliatin meja bekas tempat makan Tim Nick

5. Orang Korea penyuka anak-anak kecil. Mereka selalu senyum kalau lihat anak2. Menurut Timmy, orang Korea tidak marah biarpun melihat anak kecil yang gag bisa diem #sambil ngeliatin Nicky yang sangat pecicilan. Mereka maklum sekali.

6. Orang Korea bangga dengan Bahasa mereka. Sekalipun mereka harus menerangkan sesuatu ke turis asing, mereka tetap bangga berbahasa Korea. Even mereka menaruh papan2 pengumuman di tempat wisata, dengan Bahasa dan tulisan Korea, tanpa perduli apakah wisatawan asing mengerti atau tidak maksud pengumuman tersebut.

7. Kalau mau explore lebih rajin, banyak sekali tempat wisata yang bisa di nikmati secara gratis di Korea. Kuncinya, asal rajin2 browsing dan tanya2

8. Meskipun nasi merupakan makanan (rumah) wajib orang Korea, tapi di fast food seperti Burger King, KFC atau Mc. Donald, tidak disediakan nasi. Kurang tahu juga apa sebabnya.

9. Orang Korea sangat TEPAT WAKTU. Semua on schedule. Tertib, tidak ada tawar menawar. Oleh karena itu, alangkah baiknya untuk selalu menjaga ketepatan waktu ketika merencanakan sebuat jadwal, apalagi dengan bus atau train, atau tempat wisata.

10. Orang Korea sangat menghormati orang tua. Mereka juga tidak segan membantu orang tua yang disable. Beberapa kali saya melihat orang buta yang dibantu oleh orang sekitarnya untuk naik ke kereta.

11. Menurut saya, kemampuan anak muda Indonesia dalam berbahasa asing, terutama Inggris, masih jauh diatas kemampuan orang Korea. Disana, meskipun muda dan keren, belum tentu mereka bisa berbahasaInggris. Tetapi yang pasti, mereka pede dan bangga akan bahasa ibu mereka.

12. Di Korea, walaupun cenderung terlihat aman, tetapi pengemis dan gembel tetap ada. Tunawisma yang tidur di emperanpun banyak. Tukang jualan yang suka teriak2 jualan model tukang jual obatpun ada 🙂

13. Ada lagi yang mau di tambahkan?

Give Thanks!

How you appreciate life?

Sering kita mendengar tentang seorang yang sukses, cantik, ganteng, banyak uang, terkenal, tiba2 meninggal karena bunuh diri. Di satu sisi yang lain kita lihat, seorang tukang sapu yang bisa senyum-senyum bergandengan tangan dengan istrinya sambil makan nasi bungkus di bawah pohon. Bahwa ternyata, kekayaan, kesuksesan dan banyaknya harta yang dimiliki oleh seseorang tidak menjadi ukuran dari besarnya kebahagiaan yang dimiliki orang tersebut. Betapa rasa syukur atas sesuatu yang kita miliki, sering tidak berbanding dengan besarnya kepemilikan kita atas sesuatu yang disebut sukses dan kekayaan.

Ini juga yang mengawali percakapan sekelompok sahabat perempuan, di Suatu siang :

A : Duuh … suntuk nih … capek, bete, pengen liburan 😦
B : Loh, bukannya kemarin baru liburan A?
C : Iya nih, perasaan yang paling sering liburan elu deh?
D : Gue malah rasanya liburan terakhir tuh udah 3 taon yang lalu deh?

A : Masak sih?
B : Lah, awal tahun lalu yang ke Hongkong kan elu? Trus waktu itu ikut ke Bali bareng hubby? Trus yang pertengahan tahun ke Bangkok dan baru minggu lalu ke Bandung, bukannya elu juga?
C : Iyaaa … gue juga ingetnya gitu … hehehehe

A : Masak ya?? Segitu sering gue liburan?
D : Yep, udah gitu, masih bilang butuh liburan lagiii 😀
B : Kayaknya gue malah yang butuh liburan nih …. udah lama jadi supir anter jemput anak skul, sampe item dan jarang nyalon gara2 anak2 banyak les dan harus dianter2.
C : Samaaa dong B. Gue juga lagi kena macet nih … buset deh, tiap hari stress gara2 macet. Blom lagi maidless karena lagi2 maid minta pulang karena gag betah sama mertua yang cerewet 😥 Terpaksa nyapu, ngepel dan ngurus laundry sendirian diantara jadwal jadi supir merangkap koki.
D : Nah tuh … kayaknya sih A, hidup elu udah paling enak deh … mau jalan2 tinggal jalan2. Mau beli barang tinggal beli. Mau gag masak dan ngurus anak juga udah ada orang yang get it done for you. Apalagi yang bikin stress sih A???

A : Omooo Omooo … berarti gue cuma butuh 1 ornamen di kehidupan gue yaa … biar gag berasa suntuk terus, biar gag kompleeennn mulu … biar bisa lebih bersyukur buat hari-hari gue yang mungkin berat tapi gag berat-berat amat …
B : Iyaaaa … gue mah kalo udah nganter anak macet2an dan panas2an, bisa ngadem di mall aja udah happy banget rasanya.
C : Tossss B!! Gue kalo liat rumah rapih dan bersih, anak2 maen or bikin PR tanpa berisik berantem satu sama lain, udah happy banget rasanya.
D : Gue dooong … kalo udah malem, rumah rapih, anak2 tidur, perut laki kenyang, dan gue bisa nonton drakor dengan nyantai, itu udah surga banget buat gue …

Hohohohooo … thanks God for my easy dailies. Thanks God for the works that I have, that i still can do something and make money for my family. Thanks God for the complicated people arround me, so that i know how to put more patience and becoming wiser day by day. Especially, thanks God for my best friends who always be there for my tears, support my decision, wake me up when am too lazy, and remind me to thank for everything that i have.

*Belajar untuk lebih banyak mengucap syukur, stop complain ini itu, lebih melihat kebawah, berhenti menginginkan sesuatu yang bukan kepunyaanmu, menabur kasih & kebaikan, mencari teman lebih banyak, merangkul musuh dan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

Cerita tentang si Neng & Om

Ini topik yang paling HOT dikalangan ibu-ibu, bapak-bapak, semua yang ada disini … *loh, koq jadi lagu inul?? Apalagi musim2 setelah lebaran, ketika para ART pulang kampung tanpa kepastian bakal balik lagi atau tidak.

Thank God, walaupun sempat di cheating’i tahun lalu, helper saya kembali ke rumah setelah cuti 2 minggu lebih. Kenapa saya sebut cheating? Karena tahun lalu, seperti cerita saya yang ini, ternyata doi sempat mencari pengalaman di tempat lain, sebelum akhirnya balik lagi ke majikannya yang penuh kasih sayang dan keren ini #halah

Waktu Neng mau pul kam, saya udah wanti2 sambil nanya. Doi mau balik kerja sama saya atau tidak. Seperti biasa, jawaban mereka selalu ngambang. “Belum tau bu, mau berapa lama maennya” Haizzz …. Saya tambahkan. “Terserah kamu mau balik apa tidak. Tapi kasih khabar. Seperti kamu tau, disini kamu sudah dianggap keluarga.” Hal ini memang benar adanya, karena selain saya, mak & kong pun sayang sama Neng 🙂 Jadi bukan iklan apalagi basa basi, karena Neng pun tau, dirumah dia juga disayang, walaupun kadang suka dibully juga sama Tim Nick :p

Yep, punya maid lama yang balik lagi memang melegakan. Gag perlu ngajarin ulang segala sesuatu. Gag perlu deg2an sama level kejujurannya. Udah tau luar dalem, doyannya apa, malesnya apa, pokoke enak lah. Sambil berterima kasih atas baliknya si Neng, saya juga ikutan geleng2 kepala mendengar balada ART dari sahabat2 saya. Ada yang baru dateng 2 hari udah nangis2 minta pulang *cerita lama ya?? Ada yang request macem2. Duuh, thank God saya masih diberi kemudahan dalam hal ini. Makasih ya Neng, masih mau bantuin ngurus Tim & Nick #elap_aer_mata

Selain ART, saya juga punya 1 helper lagi, yang bertugas mengantar jemput anak2 ke sekolah dan les++. Sampai lebaran lalu, saya memakai jasa seorang driver muda, umur early 30. Orangnya kecil, bersih, tapiiiii : Judes, perhitungan, berat tangan, suka ngeles, malas, dan bossy! Semua julukan yang saya berikan, pasti ada alasannya. Soal judes, bukan cuma ke anak2, tapi juga ke saya dan mak kong. Malas? Ya iyalah … Bantuin angkatin tas sekolah anak2 yang berat2 sangat aja dia gag mau. Gayanya bossy abiss … sering banget nunggu di dalam mobil, even kalau ada saya di dalam mobil tersebut (biasa driver lain akan segan dan turun, kalau saya memilih untuk nunggu dalam mobil). Padahal udah saya wanti2 untuk tidak duduk menunggu di dalam mobil, alias nunggu duduk aja diluar mobil. Udah enak dapet daerah anteran cuma kelapa gading dan sekitarnya. Gag perlu macet2an ke ujung Jakarta. Tapi koq kerjanya masih kayak beratttt banget. Padahal, kalau anak2 tidak ada les, dan hubby lagi tugas luar kota, setelah nganter anak2 pulang skul jam 12 siang, dia boleh langsung pulang. Kalau pas anak2 libur sekolah? Setelah nganter saya ke depan komplex pagi2, dia bisa pulang dan gag ada kerjaan seharian. Yep, se-ha-ri-an sodara-sodara.
Hobbynya cuma satu, pegang HP. Entah chat or browsing, or apalah 😦

Selain alasan sifat2 jeleknya, dia juga sering tidak masuk dengan alasan sakit. Umur masih muda, kerjaan gag berat gimana, attitude jelek pulak, well … ketika kemarin dia tidak muncul setelah tanggal yang dia janjikan, kami langsung cari driver pengganti.

Kalau yang kemarin umurnya baru 30an tapi males2an, yang ini umurnya yang agak2 bikin deg2an. Hampir seangkatan dengan si engkong euy. *tepokjidat

Umurnya 62 tahun. Pendengaran agak kurang, tapi sering senyum. Rumahnya agak jauh dari rumah kami dan dia tidak punya kendaraan. Ditambah lagi, dia biasa drive mobil manual dan baru belajar bawa matic 2-3 hari ini. Dengan segala kekurangannya, saya agak berdebar mempekerjakannya. Kami butuh driver, tapi koq deg2an dengan si bapak yang sudah lumayan berumur ini.

Test drive, walau agak lambat, dia lolos. Orangnya niat kerja, ketauan dia memang butuh pekerjaan ini. Keliatannya dia cukup bisa diandalkan soal menghafal rute jalan. Tidak perlu berkali-kali, dan dia bisa hafal. Satu lagi, kemarin, dengar laporan dari mak, dia ikut bantuin anak2 angkat tas kelantai atas tempat les, bahkan menunggui sampai anak2 selesai.

Ketika saya tanya pendapat Neng tentang si Bapak, Neng bilang : orangnya ketawa terus 🙂 hehehe. Semoga itu berarti beliau cukup menikmati pekerjaannya 🙂

Pendapat mak & kong (yang sangat BT dengan kelakuan driver yang lama), driver baru ini cukup lumayan. Dengar2, si bapak ini dulu bekerja jadi driver di warung makan. Berangkat subuh2 buat berbelanja sayur mayur di pasar. Oya, beliau orang Manado, dengan 1 istri dan 1 anak perempuan yang sudah bekerja.

Saya berencana memanggil dia Om saja. Saya juga titip2 ke mak dan kong, untuk memberi beliau makan dan minum serta duduk istirahat didalam rumah kalau beliau cape. Semoga om ini bisa membantu mobilisasi anak2. Semoga saya bisa memberkati beliau dengan pekerjaan ini di usianya yang sudah senior. Sehat2 selalu ya Om 🙂

Mama : “Nanti panggil bapak yang baru ini Opa aja yaaa …
Timmy : “Timmy panggilnya Om”
Nicky : “Nicky sih panggilnya Mas … “

Pekerjaan : karyawan – Hobby : travelling

Travelling merupakan hobby saya sejak kecil. Ingat jaman dulu, ketika kami sekeluarga sering pulang ke Palembang dengan bus atau mobil yang disupiri oleh ayah. Ketika itu, pesawat merupakan sebuah alat transportasi yang sangat lux. Didalam pemikiran saya, orang-orang yang sering berpergian dengan pesawat adalah orang-orang kaya. Saya tahu, orangtua saya tidak bisa dibilang berlebih dalam hal ekonomi. Bisa berwisata ke Palembang, Surabaya atau Malang dengan mobil atau bus saja, sudah senang rasanya.

Sampai ketika suatu hari saya bisa naik pesawat. Ketika itu saya dikirim menjadi utusan Indonesia untuk berlaga di Singapura dalam sebuah ajang kompetisi menyanyi. Rasanya itu juga kali pertama saya tahu, betapa nyaman dan menyenangkannya naik pesawat. Posisi favorit saya, disebelah jendela dan bisa melihat pemandangan diluar sejak take off sampai landing! Saya menyukai lukisan awan, semburat matahari kemerahan dan kerlip lampu-lampu di atas kota yang terlihat seperti mini lego dari atas.

Tak lama setelah itu, travelling dengan pesawat menjadi hobby baru saya. Saya menaruh tagline : ‘pekerjaan karyawan, hobby jalan-jalan’ – di smartphone & beberapa status sosial media saya. Saya juga menikmati rangkaian bepergian dengan pesawat, mulai dari check in, menunggu waktu boarding sambil melihat pesawat-pesawat parkir, dan naik ke pesawat itu sendiri. Sejak itu juga saya tahu, tidak perlu menjadi orang kaya untuk bisa travelling dengan pesawat.

Saya kemudian menjadi pemburu tiket promo Air Asia. Saling info dengan sahabat yang juga suka berjalan-jalan, kalau ada promo tiket murah Air Asia. Tahun 2009, saya dan 3 sahabat membuat trip liburan ke Bali, bersama dengan 20 orang anggota keluarga. Mulai dari anak teman saya yang baru berusia 1 tahun, sampai nenek saya yang 84 tahun. Trip keluarga itu menjadi sangat terjangkau, karena kami menggunakan Air Asia. Sayapun kemudian menjadi pecandu Air Asia. Bukan saja karena harganya yang bersahabat, tetapi juga karena kualitasnya yang bisa diandalkan. Pesawat lain yang harga tiketnya murah, mungkin menawarkan kursi yang sempit dan posisi duduk yang kurang nyaman. Air Asia mempunyai tempat duduk yang nyaman, lagi didukung dengan ketepatan jam terbangnya.

Selain pengguna, saya juga tidak ragu untuk merekomendasikan Air asia, termasuk ketika atasan saya -seorang expatriate- ingin mencari transportasi udara dengan harga yang bersahabat, untuk membawa rombongan keluarganya berwisata. Tanpa ragu, saya pilihkan Air Asia, dibanding satu maskapai penerbangan lain yang katanya harganya juga murah. Saya beritahu kelebihan AA dibanding maskapai yang menawarkan tiket murah lainnya. Saya ajarkan beliau cara membuat reservasi melalui http://www.airasia.com. Bukan sembarang rekomendasi, saya berani merekomendasi, karena saya sudah mengalami sendiri, bagaimana nyamannya terbang dengan Air Asia. Apalagi, Air Asia sudah memiliki standard internasional. Walau murah, tapi tidak kacangan apalagi murahan.

Kini, air asia selalu menjadi sahabat kami sekeluarga, ketika merencanakan perjalanan liburan ke dalam dan luar negri. Dengan rute tujuan liburan favorit dari Bali hingga Bangkok. Dari Hongkong hingga Jepang. Tinggal menabung lebih supaya bisa lebih sering berburu tiket liburan.

Kenyamanan bertambah ketika cara membeli tiket online semakin mudah dan user friendly. Lagi, ketika variasi pilihan menu untuk dipesawat semakin beragam. Lagi, ketika airport baru tempat check in air asia pindah ke terminal 3, yang jauh lebih nyaman daripada terminal sebelumnya.

Harga ok, reservasi mudah, promo menarik, mutu yang baik, kenyamanan selama penerbangan, dan para pilot berpengalaman yang hampir selalu mendaratkan pesawat dengan mulus, mendekati sempurna … apalagi yang bisa membuat saya memilih maskapai lain?

air asia

Lunch Buffet at Asia Resto – Ritz Carlton Hotel

Sebagai salah seorang penyuka makan enak, saya sukaa sekali kalau mendapat undangan mencicipi makanan buffet style di hotel berbintang, dengan berbagai menu makanan yang bisa dipilih dengan menu andalan masing-masing hotel. Beberapa hotel yang sudah pernah saya cicipi menunya adalah Grand Mahakam dan Hotel Mulia. Keduanya mendapat nilai sangat baik, dengan variasi makanan yang sangat beragam, penyajian yang super, crew hotel yang bersahabat dan tentunya, harga yang lumayan tidak terlalu membuat jatuh miskin, untuk ukuran satu kali makan siang.

Kemarin, saya dan teman2 iseng memilih hotel yang akan kami datangi untuk makan siang, sepulang melaksanakan kewajiban sebagai warga negara yang baik, a.k.a ikutan election. Mumpung yang bekerja libur, yang biasa nganter anak sekolah juga libur, akhirnya kami berencana untuk makan bareng pasangan. Ada 3 hotel yang masuk ke list pilihan kami. The Cafe – Mulia, Sattoo – Shangrila dan Asia – Ritz Carlton. Menimbang, memilih dan memutuskan, karena pas ada promo kartu kredit 15% dengan BCA, akhirnya Asia menjadi pilihan kami. Jadilah kami ber-8 nmakan kesiangan disana.

Lunch mulai disajikan pukul 12.00-14.30. Kemarin kami tiba disana jam 13.30. Sedikit mepet dengan jam tutup, segera kami mengambil menu andalan masing-masing. Di menu pertama, saya sudah sedikit upset. Menu pertama yang biasanya saya sambangi adalah salmon sashimi. Kalau biasanya di hotel-hotel yang lain, salmon disajikan dalam keadaan terpotong, kita bisa mengambil sebanyak yang kita inginkan, kalau piring saji kosong, chef akan mengisinya kembali dengan potongan salmon sashimi segar terbaru. Nah, disini, kalau kita mau salmon sashimi segar yang sudah di potong-potong, kita harus menyodorkan piring kosong ke chef, yang kemudian akan mengisi piring kosong tersebut dengan 4 potong salmon kecil2. Welehhhhh!! Udah langsung bete dan gag mood dengan makanan pertama yang kesannya : ‘dijatahin’ itu 😦

Menu2 selanjutnya, ada dimsum yang cuma terisi 1 tempat sementara 2 tempat lainnya kosong. Ada mie bakso, yang mas-masnya nyambil motongin roasted lamb, dan tiap kali saya antri, baksonya abis lagi, abis lagi. Ada juga satai yang keras banget dagingnya. Menu yang lumayan bisa saya nikmati dengan damai adalah roti oles butter dan es lemon tea refill yang bolak-balik bisa diambil di counter beverages.

Overall, compare dengan harganya yang kurang lebih sama dengan dua hotel yang saya sebutkan diatas, kepuasan dan kualitas menu makanan yang disajikan sangat jauh dibawah buffet all you can eat di hotel GM & M. Hotel ternama yang terlihat wah dari namanya, ternyata bukan jaminan menu makanannya pasti must try!

Next time, kami mungkin akan mencoba Sattoo atau balik ke Mulia dan Grand Mahakam yang menunya sudah pasti memuaskan hati dan mulut 🙂 Walaupun harus merogoh kantong lebih dalam untuk bisa menikmati hidangan di the buffet hotel mulia, namun dijamin pasti happy dengan menu yang disajikan. Sementara di Grand Mahakam, selain hommy, lokasi yang kecil tidak membuat menu yang disajikan jadi sedikit. Sudah lebih dari 10x saya makan disana, dan belum pernah sekalipun saya berhasil mencicipi semua hidangan tanpa terkecuali, karena biasanya saya sudah langsung kekenyangan setelah hidangan ke-3 atau ke-4 🙂

Yang punya rekomen makan di hotel lainnya, sharing infonya disini yaaa 🙂